Professional Project. berhenti belajar, mulai praktik! sebuah cerita pengalaman memulai project dunia nyata.

Irfan Maulana Nasution
5 min readJun 7, 2021

--

Pembukaan

Tiga tahun sudah saya belajar di fasilkom. tentunya selama tiga tahun ini banyak tugas terkait programming. memecahkan masalah, membuat produk dll. Tapi sejauh ini produk produk ini adalah masalah/produk fiktif yang dibuat untuk berlatih kemampuan. Tentu hal itu berguna, tapi untuk bisa menjadi programmer yang lebih berkualitas tentu saja saya perlu pengalaman yang lebih nyata dari sekedar latihan. sebuah projek dimana saya memecahkan masalah yang benar-benar terjadi di industri dan juga projek yang mengajarkan saya bagaimana projek itu dijalankan di industri.

Memangnya beda? Beda, sebelum memulai pun saya tahu akan berbeda. dan setelah saya menjalankan beberapa bulan terakhir ini saya bisa memberi bukti untuk jawaban itu. Saya belajar banyak dari projek sungguhan ini. dari menghadapi request dari client yang kadang kurang jelas, dinamika bekerja dalam kelompok untuk projek besar, dll. Nah karena itu disini saya mau berbagi apa aja sih yang saya rasakan dan alami selama melakukan projek ini.

src : https://thedigitalprojectmanager.com/wp-content/uploads/2018/09/how-to-be-more-productive-at-work.png

berikutnya kata project/projek digunakan untuk menggambarkan project project team (professional) yang saya jalankan.

Sebelum join project

Sebelum join project tentunya saya masih tidak tahu gimana sih kerja di suatu project formal gitu. Karena ketidaktahuan itu juga jadi ada rasa pesimis untuk kontribusi atau ikut project yang lebih serius dengan orang lain.

Selain itu, juga masih ada kebingungan dengan development method yang sekarang ini lagi trend dipake yaitu agile. Walaupun udah banyak baca teori nya masih banyak yang gak keraba tentang cara kerja nya. dan kenapa harus ada bagian ini dan itu pada metode agile.

Yang paling terasa adalah teamwork pada project seperti ini terasa berbeda. tingkat keseriusan, tanggung jawab, dll. Pada project juga terasa bahwa konsep-konsep yang selama ini dibilang penting untuk teamwork itu bener adanya entah informasi dari kelas leadership atau informasi dari salah satu agile value.

Petualangan project

Pertama-tama saya mau ngejelasin kalo cerita ini ga cuma tentang project di PPL tapi juga pengalaman saya project di tempat magang. Dan beruntungnya banyak perbedaan di keduanya yang bikin saya belajar lebih banyak.

Mungkin, saya mulai dari minggu minggu pertama. Entah di tempat magang maupun di PPL, yang pertama saya rasakan adalah bingung jobdesc, bingung konsep agile, dan yang terakhir bingung batasan batasan. di PPL mungkin kita bisa lebih eksperimen ya dengan “batasan” ini. Kaya sejauh mana saya bisa eksperimen, sejauh mana saya boleh menyampaikan ide, sejauh mana saya bisa mengerjakan tugas (desain, develop code, devops). Sedangkan di tempat magang lebih terbatas. Bukan karena ada batasan atau larangan, tapi lebih karena takut ngerusak something atau ngelanggar aturan yang mungkin ada tapi saya belom tau. Tentu ini jadi masalah karena ngebatasin kebebasan kerja dan kreativitas juga. Karena itu perlu adanya komunikasi.

Dimanapun komunikasi akhirnya penting banget. Mungkin ada yang mikir orang IT ga perlu komunikasi, gak juga sih. Mungkin ga komunikasi secara formal, tapi skill komunikasi. Kemampuan menyampaikan apa yang perlu disampaikan itu penting banget. Di PPL banyak yang harus dikomunikasikan mulai dari masalah, hambatan, ide, dll. Kadang kita mungkin ngerasa ga enak karena ketika kita ngusulin ide mungkin akan menambah kerjaan tim atau alasan lainnya. tapi sesuai dengan value agile yaitu opennes kita perlu melakukan itu. Di tempat magang pun gitu, ketika suatu task ada masalah perlu bantuan senior kita perlu komunikasi. Ketika kita punya ide untuk project atau task lain kita perlu komunikasi. Untuk paham lebih jauh terkait work rule & culture juga perlu komunikasi (khususnya karena saya remote intern. Jadi kurang bisa observasi).

Fokus? Komitmen? Saya ga tau kata yang tepat buat bagian ini. Ketika mulai project biasanya kita bakal nemu banyak tech baru yang ga biasa kita gunain ketika kerja sendiri. Untuk di PPL saya mungkin ga terlalu banyak hal baru, tapi masih ada konsep-konsep baru yang perlu diterapin misalnya menerapkan custom user yang ternyata tidak mudah. Atau bahkan di tempat magang saya belajar teknologi yang baru benar-benar saat mendapatkan task. dan task ini tentunya perlu diselesaikan dalam waktu tertentu. Artinya saya harus bisa menggunakan teknologi baru itu sebelum deadline haha.

Teamwork? Team dynamic? apapun itu lah ya. intinya kerasa bedanya. yang paling kerasa adalah tanggung jawab. ketika kita buat project (fiktif) untuk tugas matkul kalo ga selesai yaa udah? Tapi disini beda. Kita bertanggung jawab ke client atau mungkin ke senior atau lainnya. Ketika kita udah bener-bener ga bisa waktunya reach out ke teman. Share masalah, cari bantuan, cari solusi bareng. ngomongin teamwork sebenernya saya juga mau bahas lebih jauh tentang ini. mungkin di bab berikutnya aja kali ya

contoh sprint retro. pentingnya opennes dan komunikasi

Team

Bagian ini mungkin akan berfokus lebih ke team saya di PPL.

Team Dynamic
Keterbukaan, supporting, dan role yang jelas. Faktor itu yang paling berpengaruh pada dinamika tim PPL saya. Keterbukaan ketika terkena kendala, ketika melihat kendala, ketika memiliki ide. Tentunya ini bisa membuat perbedaan pendapat. Tapi perbedaan pendapat ini dibarengi dengan komunikasi yang baik menghasilkan ide dan bonding yang lebih baik dari sebelumnya. Supporting satu sama lain ketika ada masalah, ketika butuh bantuan. dan Role tugas yang jelas. secara general di tim kami membagi jadi Front End dan Back End (dan devops) sesuai dengan ketrampilan masing-masing.

Team Slogan
Nama tim kami adalah slogan kami “Restu Ibu”. Kalau kalian tau tulisan ini biasanya banyak ditemuin di belakang truk. Selain jadi bercandaan, nama ini juga punya makna filosofis. Restu ibu itu penting untuk kesuksesan anaknya. Dengan nama ini kami harap bahwa project kami bakal sukses sampai akhir.

Servant Leader
Kelompok saya tidak punya official leader. cara kami bekerja adalah dengan sama-sama merasa memiliki tanggung jawab yang sama pada tim. Semua orang adalah leader sekaligus servant. Sehingga bisa dibilang tanggungjawab ketua ini dipegang semua orang. Ketika ada ide baru biasanya akan dilihat pendapat semua pihak lalu diambil satu persetujuan. yang berikutnya sisi servant akan mengikuti satu persetujuan itu. Artinya tim kami semua setara dan pendapatnya sama pentingnya.

Kesimpulan

Pratek project sungguhan itu penting. Bikin kita paham apa yang beneran terjadi di industri. Selain itu, bikin kita lebih optimis dan memahami skill-skill yang dibutuhkan di industri.

--

--

Irfan Maulana Nasution
Irfan Maulana Nasution

Written by Irfan Maulana Nasution

Your everyday software engineer. Ex average student. Always striving to be excelent and what im working on. And this is where I share my thoughts and experience

No responses yet